1. Burung Beo / Tiong Emas/ Mamiang (Gracula religiosa)
Bisa dibilang, jenis jalak ini merupakan salah satu spesies dari keluarga jalak-jalakan yang paling istimewa. Bagaimana tidak, Burung Beo diketahui paling pandai meniru suara manusia. Terlebih lagi jika ia dilatih dari trotol atau anakkan, maka kepintaran-nya saat menginjak usia dewasa akan semakin terasah. Unggas yang juga dikenal dengan nama burung Tiong Emas dan Mamiang ini terdiri dari 4 subspesies, meliputi beo biasa, nias, enggano dan srilangka. Di alam liar ia bisa ditemui di lahan dan hutan-hutan basah di ketinggian 1000 – 2000 m (dpl). Wilayah penyebaran paling banyak untuk jenis burung beo ini berada di Srilangka, Himalaya, India, Filipina, Pulau Jawa dan kepulauan sunda kecil.
2. Jalak Suren / Uren (Sturnus contra)
Jalak suren atau juga tidak asing dengan nama jalak uren adalah salah satu keluarga Sturnidae yang juga tak kalah istimewa. Baik itu untuk segi postur tubuh maupun tampilan fisik burung yang sempat populer di tahun 1970-an di pulau jawa ini terlihat sangat mengagumkan. Saat menginjak usia dewasa, ukuran tubuhnya bisa sampai 24 cm. Meskipun ukuran sayapnya terlihat besar, namun akselerasi saat ia terbang di habitat aslinya tidak terlalu cepat bahkan kecepatan sama dengan kupu-kupu. Di alam liar ia acapkali terlihat di dataran dan perbukitan rendah di ketinggian 600 – 700 m (dpl) untuk mencari makan. Wilayah penyebaran-nya paling banyak di Indonesia sendiri meliputi pulau Jawa, Sumatra dan Bali.
3. Jalak Kerbau / Kebo / Penyu / Hitam (Acridotheres javanicus)
Jalak Kerbau atau lebih dikenal oleh masyarakat jawa dengan nama jalak kebo juga masuk dalam kategori jenis jalak yang populer. Sesuai dengan embel-embel julukan yang dibawanya, burung ini menyukai tempat-tempat ladang kerbau untuk mencari makan. Selain mencari makanan berbagai serangga kecil di lahan terbuka dan padang rumput, Ia juga gemar bertengger di punggung kerbau sambil mencari kutu yang menempel di tubuh kerbau tersebut. Sama dengan sejenisnya, tubuhnya berukuran sedang yakni rata-rata bisa tumbuh 20 – 25 cm. Di alam liar ia sering terlihat di ketinggian 1500 m (dpl) di sawah, kebun dan hutan-hutan mangrove. Burung ini hampir bisa ditemui di negara-negara asia bagian timur, mulai dari Bangladesh, Cina Selatan, Pulau Jawa hingga Sulawesi.
4. Jalak Nias / Kerak Ungu (Acridotheres tristis)
Meskipun berembel-embel nias, jalak nias bukan burung endemik asal Sumatera Utara melainkan nama tersebut hanya berupa istilah saja. Bahkan wilayah penyebaranya hampir menyeluruh ke berbagai negara kawasan Asia, Afrika dan Amerika. Burung yang juga dikenal dengan nama Kerak Ungu ini juga mempunyai potensi kicauan luar bisa. Tubuhnya didominasi warna cokelat kehitaman. Kepalanya bewarna hitam dan pada bagian sekitar matanya ada bercak warna kuning menyala. Di habitat aslinya ia bisa ditemui wilayah dataran di ketinggian 3000 meter (dpl). Jenis ini juga dikenal sebagai burung monogami yang selalu setiap pada setiap pasanganya. Saat memasuki masa reproduksi, ia akan membuat sarang di lubang-lubang pohon besar.
5. Jalak Putih / Jalak Bodas (Acridotheres Melanopterus)
Jalak putih atau juga dikenal oleh masyarakat Sunda dengan nama jalak bodas merupakan burung kedua dari keluarga Sturnidae yang juga dilindungi oleh pemerintah. Ciri khas warna putih dan hitam memang sudah sama dengan saudaranya yang ada di pulau Dewata. Hanya saja yang membedakan adalah warna kuning yang terletak di sekitar matanya. Jalak ini bisa tumbuh sampai 20 hingga 23 cm dan makanan kesukaannya juga relaif sama, yakni berupa buah-buahan, serangga kecil dan biji-bijian. Berpredikat burung endemik asli Indonesia, ia hanya bisa ditemui di berbagai pulau Tanah Air seperti pulau Jawa, Bali, Madura dan Lombok.
6. Jalak Thailand / Hongkong (Sturnus Nigricollis)
Sementara itu, jenis burung jalak yang terakhir dan sangat populer di Indonesia adalah jalak thailand. Burung yang juga kerap disebut dengan nama jalak hongkong ini juga mempunyai banyak sisi keunggulan dari segi kicauan dan perawakan. Bisa Anda lihat, ciri-ciri warna yang membalut seluruh tubuhnya juga cukup mudah dikenali. Punggungnya bewarna coklat, leher hitam dan pelipisnya bewarna kekuningan. Untuk selebihnya bewarna putih. Wilayah penyebaran paling banyak untuk jenis ini hampir terdapat di negara-negara kawasan Asia Tenggara seperti Vietnam, Brunei, Kamboja, Laos, Myanmar dan Thailand. Saat di alam liar burung ini mudah sekali berdaptasi dengan iklim, sebab ia menyukai tempat-tempat tropis maupun sub-tropis baik itu untuk mencari makan dan berkembang biak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar